|
Image By Google |
Andai … aku telah
dewasa …
Usiaku berubah …
Dan sepertinya semua
akan berubah
Dari biasa saja menjadi
ganteng yang luar biasa
Dari cabi menjadi tidak
cabi pastinya
Dan dari jomblo menjadi
yah you knowlah …
Hmm … sebentar lagi
tahun depan; eh besok ding dan otomatis usiaku berubah dan beberapa bulan lagi
seragamku pun berubah.
Putih Biru
***
“Teng …; Teng …; Teng …
Bel tanda masuk berbunyi
dan guru yang sangat tidak aku tunggu akan tiba tepat pada waktunya. Beliau sangat
baik hati; tidak sombong; dan rajin menabung pula dan tentu saja akan
menerangkan kembali si SIN; COS; dan TANGEN beserta kawan-kawannya yang membuat
saya bertemu bidadari di alam mimpi.
“Pagi anak-anak … hari
ini bapak akan memperkenalkan murid baru yang bernama Sandi Arta Mawarni. Tiba-tiba
saja mata saya tertuju pada sumber suara.
“eits …; ada murid baru
rupanya …”
“Hmm … jika di lihat
dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya ni anak cantik juga;
pakai kacamata lagi; suka banget dengan cewek berkacamata. Kayak ada
manis-manisnya gitu”.
Deketin ah …
“bagaimana teknik
deketinnya yah?”
“ Sandi kamu duduk di
sana”
Eh bapak nunjuk bangku di sebelahku … Emang kosong
sih penghuninya sudah pindah beberapa hari lalu. Bisik batinku.
“Hai; boleh kenalan
gak?”
“udah tahu kan nama
saya; baru beberapa menit yang lalu di sebut sama bapak”. Ujarnya agak ketus.
“Ya ampuuun ni cewek
judes amat yak …; tapi dia bener juga sih tadi barusan di sebut; tiba tiba
amnesiaku kambuh”.
***
Jam istirahat
“Ku lihat dia sedang
membaca buku judulnya kumpulan sajak. Oh dia suka puisi; bagaimana kalau ku
buatkan puisi saja;” bisikku.
Tiba-tiba saja ku menarik
tangan temanku yang kebetulan lewat di hadapanku dan juga kebetulan memegang
buku yang langsung ku robek selembar kertas dan menulisnya setelah itu menyuruh
temanku untuk memberikan padanya.
Hidupku penuh kata
kebetulan hihihi …
Kau
tahu Sandi
Di
bolak-balikpun kata rindu tak akan membentuk namamu tapi kata rindu akan selalu
tertuju padamu.
Dari
Gilang
“yes; dia membacanya. Aku
pura-pura masuk kelas dan duduk deh di bangku”.
“Hai Gil …; namamu
Gilang kan?” sahutnya.
“Eh kok tahu namaku
Gilang?”
“Itu tertulis di dadamu
..”
“Oh iya hehehe”
“Kamu suka puisi ya?”
tanyaku.
“Iya; suka banget”
Semenjak kejadian itu
kita semakin dekat dan semakin intens bertemu.
Sandi
… sejak pertama kali kita bertemu
Aku
telah jatuh hati padamu
Bayangmu
selalu hadir di hadapanku
Senyummu
mengalahkan indahnya sang purnama
Terus?
Beliin … kuota dulu
baru aku terusin …
“ih … kamu”
Oke cantik ini serius
Gerimis yang tak
kelihatan
Angin memahatkan tiga
patah kata di kelopak mawar
Kamu
Kamu
Kamu
Kamu tahu kenapa aku
mencintaimu?
“Kenapa?”
Karena hanya kamu yang
mau ama aku
“hahaha… nah kalimat
terakhir ini saya suka banget”.
“idihhhh … ketawa …
tapi tambah manis kok”.
Gilaaang … Banguuun …
Ya ampuuun… Cuma mimpi …