Sastra adalah sebuah hasil karya
yang tercipta dari ide kreatif pengarang mengenai pandangannya terhadap
kehidupan manusia dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra sebagai
hasil imajinatif pengarang berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan. Sastra
menghibur dengan cara menyajikan keindahan, dan memberikan makna terhadap
kehidupan. Makna terhadap kehidupan misalnya makna kegembiraan atau
kesengsaraan.
Karya sastra sangat
erat kaitannya dengan pengarangnya. Karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang
berupa ekspresi atau imajinasi yang berasal dari kejiwaan dan emosionalnya yang
diungkapkan melalui tokoh dalam karya sastra. Karya sastra yang paling dominan
dibaca oleh masyarakat adalah karya sastra yang berupa prosa fiksi. Prosa fiksi
merupakan sebuah cerita dari tafsiran pengarang yang mempunyai struktur
bangunan yang koheren dan bersifat imajinatif. Yang termasuk prosa fiksi yaitu
novel, roman, dan cerpen. Salah satu karya sastra yang dipandang sebagai hasil
dialog yang mengangkat dan mengungkapkan kembali berbagai permasalahan kehidupan
manusia adalah novel. Novel memberikan pembebasan, pembebasan berasal dari
makna karya yang diperoleh pembaca.
Makna
yang dimaksud adalah yang memberikan semacam
kepuasan kepada pembaca (Susanto, 2012:87).
Novel
Telegram yaitu novel yang
menceritakan mengenai keadaan tokoh utama yaitu tokoh aku yang mengalami
konflik kejiwaan yang disebabkan oleh adanya masalah-masalah yang timbul dalam
kehidupannya, yaitu masalah keluarganya yang berada di daerah bali. Informasi
mengenai masalah-masalah keluarganya ini terdapat pada Telegram, berawal dari adanya kiriman Telegram inilah yang membuat pikiran dari tokoh aku terganggu,
setelah peristiwa itu dia pun menganggap bahwa Telegram merupakan sesuatu yang menakutkan karena selalu membawa
kabar yang menyedihkan, jadi sikap tokoh aku jika setiap kali menerima Telegram yaitu belum sempat membuka apa
isinya, pikiran dan perasaan tokoh aku sudah mengembara dengan bebas ke
mana-mana artinya dia sering memikirkan hal buruk sebelum membaca isi Telegram tersebut.
Kelebihan
novel telegram yaitu pembauran antara alam sadar dan tak sadar yang
direfleksikan ke dalam karya sastra, adanya pembauran antara alam sadar dan tak
sadar yang menjadikan novel ini menarik, karena adanya jalan cerita yang
berbaur antara alam sadar dan tak sadar manusia sehingga menimbulkan kaitan
antara novel dengan teori. Pada novel Telegram
karya Putu Wijaya banyak dikisahkan mengenai tokoh utama yaitu tokoh aku
yang berfantasi atau berada pada alam tak sadar hal ini kemudian memiliki
relevansi dengan teori mekanisme pemertahanan ego berdasarkan psikoanalisis
Sigmund Freud dan novel Telegram juga
pernah menjadi pemenang Sayembara Roman
Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1971.
0 komentar:
Posting Komentar