By Google |
Guru
merupakan pekerjaaan yang sangat mulia, darinya para siswa mendapatkan ilmu,
tidak hanya ilmu bahkan contoh yang baik dan darinya semua profesi bisa
terwujud dan akulah salah satu siswanya.
Ibu
Mawar panggilannya, entah mengapa ibu ini sangat melekat di memoriku, kau tahu
kawan? yang paling melekat adalah rasa sakit pada perutku akibat cubitan
sayangnya.
What?
Cubitan sayang? adakah?
Kalau
bagiku itu ada dan sangat nyata.
Ibu Mawarlah yang membimbingku mengenal huruf sampai pada menyatukan huruf itu menjadi sebuah kalimat yang indah.
Aku
mungkin bukanlah siswa yang ia inginkan. Mengapa? guru mana coba yang tahan
menghadapi siswa yang cengengnya minta ampun. Haha.
Beberapa
bulan lalu kakakku yang terjahil itu mengingatkanku kembali kejadian saat ia
mengantarku ke sekolah. Yang ia katakan:
“Ini
anak kalau di antarmi ke sekolah, dari
rumah sampai ke pertengahan ke sekolah masih
bagus mukanya. Eh maumi sampai dekat sekolah langsung berubah mukanya. Mau nangis
hahaha#ketawa jahat”.
Kezzeeel
banget aku.. apalagi kalau keluarga besar lagi berkumpul. Huwaaa aku jadi
korban bullyaaan… bahas nikah, nikah, nikah lagii.
Eh
kembali ke awal. Walau bagaimanapun aku tetap menghargai Ibu Mawar. Dengan sabarnya
mengajarku siswa yang cengeng ini.
Dan
saat ini aku sangat merindukannya. Apakah ibu Mawar masih mengenalku? Anak tercengeng
di kelas?
Hehehe…
0 komentar:
Posting Komentar