Ia
seorang musikus berusia 45 tahun sedang menderita insomnia kronis.
Ketika
memasuki ruangan analis ia terus menerus memegang hidungnya sambil mengeluarkan
suara
seperti terompet.
Ketika
memasuki ruangan perawatan ia menyapa “selamat pagi” kepada analis dengan riang gembira dan bersuara musik.
Kemudian
sambil bersenandung dengan diam-diam ia melepaskan jaketnya dan menempatkan
pada salah satu kursi.
Ia
melangkah ke depan. Duduk dan masih sambil bersenandung dengan diam-diam ia
melepaskan jaketnya. uang di saku serta cincin di jarinya.
Membungkuk
membuka sepatunya dan menempatkan sepatu-sepatu itu berjejeran dengan rapi.
Mengambil
sebuah foto mencium dan menempatkan foto tersebut ke dadanya.
Dan
dengan bernafas lega ia berbaring di atas kasur ruang perawatan. Membalikkan sisi
badannya. Perlahan.
Rasa
penasaranku muncul. Aku menghampirinya dan secara perlahan-lahan mengambil foto
yang berada di tangannya. Dan yang terlihat adalah foto seorang anak berusia
sekitar 5 tahun tengah memeluk ibunya.
Beberapa
menit aku terdiam dan akhirnya menyadari bahwa musikus ini ingin memerankan
keinginannya untuk tidur dengan ibunya. Secara spontan aku mengambil catatan dari salah
seorang psikiater dan terlihat:
Nama : Muhammad Agus
Usia : 45 tahun
Mengidap
penyakit insomnia kronis sejak berusia 40 tahun.
Aku
mendekatinya dan melihat matanya. Mata yang di penuhi oleh kehampaan dan
kesedihan.
Aku
ingin memulai komunikasi dari hati ke hati
Lalu
tiba-tiba..
“Oh…
bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku…”
Kalimat
dengan nada yang indah terlontar dari seorang musikus.
Tetiba
air mataku menetes.
Jadi dia insomnia karen itu??
BalasHapusYup mba cantik
Hapus