Kehitaman yang bermukim di kepala
Melandanya ke lorong-lorong penjagaan malam
Ia merenda baju mungil dan harapan yang mencekam
“bapak akan kehilangan istri atau anak.”
Rangkaian kata yang ia dengar dari balik pintu
Merekapun bertemu dan kemudian berkata
“sayang. aku sangat setuju dengan kalimat yang kau ucapkan
malam itu”
“ingatkah kau?”
“tak ada yang mencintaimu setulus kematian”
Jadi
Ku mohon
Jaga anak kita
Jaga anak kita
Jaga anak kita
Relakanlah
Sebab kematian lebih mencintaiku
0 komentar:
Posting Komentar