Senin, 12 Desember 2016

"Ini Negeri Tragedi"

Image by Google
Seketika aku terjaga dan memandang sekelilingku ku lihat gunung berapi memuntahkan nyala api.
Seperti bunyi desing peluru dan dantum bom yang telah memunaskan bumi kami.

Aku pun seakan binasa sebab seseorang yang katanya kaum gerilyawan tak pernah lupa menaksir-naksir bagian tubuhku yang tertutup. Ya seperti seekor gagak yang sedang menaksir-naksir calon bangkai.

Namaku Siti
Hanya seorang gadis kumuh yang saat ini sedang mengandung benih haram penjajah yang kelak bila lahir akan langsung menjadi musuh.

Ini negeri tragedi.
Tempat aku menangis saat lahir. 
Aku banyak bersedih dan menangis di sini.

Ingin menjadi rakyat di negeri kami?
Tidak sulit. Cukup punya kesedihan dan air mata.

Mungkin negeri kami tak akan kokoh tanpa kekejaman. Kebengisan dan air mata.
Aku tak ingin menyumpahi mereka agar terkena serpihan ledakan.

Namaku Siti
Aku tak ingin kebencianku berkecamuk dan berkembang subur seperti tanaman yang tumbuh hijau beberapa bulan yang lalu di negeriku.

Ini negeri tragedi.
Tempat aku menangis saat lahir dan ingin di tangisi ketika mati.

Namaku Siti.

Hanya seorang calon Ibu.

5 komentar: