Selasa, 28 Maret 2017

Duluan Telur atau Ayam sih???

Mana yang lebih dulu ayam atau telur?
Hmm..., kalau menjawab ayam? Terus nanti jawabnya ayam dari telur loh begitupun sebaliknya.
Ayam dan telur adalah makhluk sebangsa dan setanah air. Merdeka!!!
Hei.. serius dong!!!.
Baiklah.., baiklah..
Jika di kaji sesuai aqidah umat islam, maka ayamlah yang terlebih dahulu di ciptakan.
Hal ini telah di jelaskan dalam kitab suci Al-Qur'an:
Allah telah menciptakan makhluk hidup termasuk hewan berpasang-pasangan, jadi, yang terlebih dahulu di ciptakan adalah ayam setelah itu telur.
Selengkapnya, Allah berfirman:
"Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu akan mengingat kebesaran Allah (QS. Adz-Dzariyat:49)".
Syaikh Abdullah Almani' berkata:
"Pernyataan telur terlebih dahulu atau ayam adalah dukungan untuk teori darwin mengenai penciptaan dan evolusi".
Teori ini bersandar pada teori-teori pengingkaran terhadap Tuhan, mereka mengira  hal ini terjadi secara kebetulan.
Dan baru baru ini, "Discovery Scienci" menemukan fakta ilmiah bahwa ayam dulu di ciptakan karena untuk adanya telur perlu protein yang hanya ada ayam.
Sumber Pendukung: www.muslimafiyah.com

Eksistensi dan Esensi

Kehidupan tanpa kebebasan adalah ibarat tubuh tanpa jiwa dan kebebasan tanpa pikiran adalah ibarat jiwa yang kebingungan.

Kehidupan, kebebasan, dan pikiran adalah 3 hal terpadu yang tak pernah mati.

Bagiku, kebebasan adalah persoalan yang sederhana. Ya, seperti sebuah geometri. Ketika diriku menarik garis dari sebuah sudut dari satu titik ke titik berikutnya.

Intinya, tidak ada yang berbelok akan garis kehidupanku.

Berbicara mengenai kebebasan berarti terkait dengan opini salah satu filsuf bernama sartre.

Sartre berpendapat bahwa hakikat manusia adalah kebebasan dan kebebasan manusia itu bersifat mutlak, kebebasan itu hanya di miliki oleh manusia saja.

Manusia bebas menentukan esensi dirinya. Beliau mengungkapkan adanya suatu kebebasan dari setiap orang untuk menjadi dirinya sendiri sesuai dengan apa yang di inginkannya.

Sartre menyatakan, eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi (L'existence précède l'essence). Artinya, manusia akan memiliki esensi jika ia telah eksis terlebih dahulu dan esensinya itu akan muncul ketika manusia mati.

Jadi, intinya manusia itu adalah kebebasan yang memiliki hak untuk bereksistensi dan beresensi ketika ia telah mati.

Minggu, 19 Maret 2017

"Apakah Ia Jodohku?" bagian 2


By Google
“Nin, izinkan aku berbagi kisah kehidupan denganmu …”
“Aku memiliki seorang sahabat, penampilannya tidak jauh berbeda denganmu”

“bersahaja, lembut, sholehah, dan tentunya berniqob, apakah kau tahu? Ia kini tengah mengandung anak dari laki yang dulunya tidak ia harapkan menjadi pendamping hidupnya”.

“ia berkisah tepatnya setahun yang lalu, ia beberapa kali menjalani proses ta’aruf dengan dua orang lelaki, proses ta’arufnya hanya beberapa pekan setelah ta’aruf dengan lelaki pertama tak kesampaian, di tengah proses menuju khitbah ada saja berbagai alasan untuk membatalkan khitbah tersebut”.

“Kau percaya kan dengan kalimat “tidak ada yang tidak mungkin jika Allah menghendaki Nin?”
“Menjelang beberapa lama kemudian tiba-tiba ibunya ingin menjodohkan ia dengan lelaki yang bisa di katakan jauh dari agama”.

“Dan sahabat saya ini berusaha menolak dengan berbagai alasan yang tentunya syar’i dan dapat di terima oleh logika orangtua. Namun apa hasilnya?”

“Nak …, Ibu tahu kau lebih mengenal agama daripada ibu tapi,  kau tidak lupa kan dengan Firman Allah untuk berbakti kepada kedua orangtua selain kepada Allah? Ingat nak …, Ridho Allah bergantung kepada Ridho orangtua”.

“Ra’ …, tapi kondisiku sangat jauh berbeda dengan kondisi sahabatmu itu”
“Apanya yang berbeda Nin? Sama saja, kalian akan di jodohkan oleh Allah dengan seseorang yang belum paham agama kan? Dan tolong garis bawahi bukan “tidak paham” tapi “belum paham” , atau coba jelaskan padaku apa bedanya?”.

***

“ia pun menangis tanpa bisa berkata apapun di hadapan ibunya …”
“Ra …, saat itu saya sangat terguncang, saya hanya bisa mengucapkan kalimat ini di dalam hati,  Ma, saya yang akan menjalani biduk rumah tangga nantinya, saya takut di bimbing oleh seorang imam yang salah Ma … dan yang ku takutkan saya yang akan terwarnai oleh gaya hidup lelaki itu Ma …” air matanya terus mengalir di pundakku.

“Sudahlah Dit …, sekarang saya ingin bertanya padamu,  apakah kondisi suamimu sekarang masih sama seperti pada saat sebelum menikah?”

…………..

“Awalnya seperti itu Ra, tapi setelah di bimbing olehku dan tentunya do’a yang tanpa henti mengalir akhirnya sekarang kami sama-sama akan membangun rumah tahfidz, mohon do’a dan dukungannya 
Ra …, ternyata dengan usaha dan do’a suamiku bisa berubah Alhamdulillah …”

“Pasti Dit semoga kalian menjadi keluarga yang SAMAWA sampai kakek nenek dan semoga kegiatanmu berjalannya lancar dan barokah ya …”

Seketika itu pula saya berkata Allahu Akbar, Allah Maha Mendengar, Allah Maha Penyayang.
Dan Nona yang cantik nan sholehah …, bagaimana dengan keputusanmu? , hmm … semoga itu yang terbaik dan jangan lupa sertakan Allah dalam pengambilan keputusanmu …”.



SELESAI.

Sabtu, 18 Maret 2017

Apakah Dia Jodohku ?




By Google

Sepertinya aku sudah tidak asing lagi dengan wajah pemuda itu dari ekspresi wajahnya, cara berjalannya, dan cara menatapnya.

Aku tidak ingin ia mengenalku, aku harus menghindar darinya bagaimanapun caranya. Entah mengapa, aku takut kalau sampai akhirnya dia mengetahui kondisiku saat ini yang sudah berniqob. Entah apa yang akan di katakannya.

“Nin, kamu tahu nggak selama ini ada yang memendam perasaan sama kamu …”
“Hah, siapa emang?”
“itu si Dito, teman SD kita …”
“Emang iya?”
“Iya …, serius. Dia selalu bercerita tentangmu bahkan sampai saat ini dia masih menyukaimu.

Ya Allah aku takut, aku tiba-tiba takut. Aku takut jangan sampai aku telah berzina. Ya, zina hati sebab aku terus memikirkannya.

Ternyata yang menghubungiku selama ini adalah dia, dengan memakai nomor yang berbeda aku tahu nomor itu adalah dia, tidak ada lelakipun selama ini yang menghubungiku selain dia.

Dan bahkan sampai saat aku mendaftar di salah satu perguruan tinggi pun ia terus saja membuntutiku, bertanya mau mengambil jurusan apa dan lain sebagainya.

Di saat aku mencoba menjauh darinya, entah mengapa rencana Allah berbeda. Allah selalu mempertemukan kami. Apakah dia jodohku?

Ya Allah aku tak ingin tersiksa dengan perasaan ini, di satu sisi aku menghargai dia, menghargai perjuangan dia untuk semakin dekat denganku tapi, di sisi lain ini adalah salah satu jalan yang mendekatkan ke zina hati ya Allah …, aku mohon petunjukmu.

Tak terasa sudah hampir kurang lebih 7 tahun dengan berbagai cara ia mendekatiku, aku harus bagaimana?


 Bersambung …

Titik Terlemah

Allah memberikan ujian di titik terlemah hamba-Nya,  dan titik terlemah saya pada saat itu adalah di berikan hidayah oleh Allah untuk memakai hijab syar’i di tengah keluarga yang  tidak bisa menerimanya.

By Google
Ada banyak opini dari keluarga mengenai mereka(baca: para akhwat), dari terlalu ekstrimlah, kuliah belum selesei langsung nikahlah, akan di jadikan istri teroris dan lain sebagainya.

Ada kenyamanan ketika saya menjalin ukhuwah dengan kakak-kakak yang berhijab syar’i. mereka lembut, santun , sholihah, dan tentunya humoris.

Tidak hanya di keluarga saya saja yang tidak mendukung bahkan hanya saya seorang diri di kelas di program studi sastra indonesia yang berjilbab syar’i, di jahili teman bahkan di jahili oleh dosen sendiri.

Nah, yang di jahili oleh dosen inilah salah satu ujian terberat bagi saya, bagaimana tidak pembimbing saya yang satu ini bisa di bilang tidak mau saya tinggalkan dari kampus hahaha. Awal di jahili sejak dia memberikan judul penelitian untuk di jadikan skripsi nantinya.

Dan sementara berjalanannya proses pembimbingan, saya kan biasanya nunggu pegawai jurusan di koridor jurusan untuk mengurus administrasi, dan ketika sementara menunggu itu si dosen bersangkutanpun datang dan nanya yang aneh-aneh sampai minta PIN.

Dan waktu itu dikepala saya adalah “kok bapak ini mau minta PIN ATM ya?” wkwkwk.. maklum … saat itu saya belum punya hape pinter.

Saya hanya terdiam ketika dimintaki PIN, dan semenjak saat itulah saya menjadi MahaSiksa, terlalu lama proses revisi sama beliau. Masa’ kalau dia sudah ada di jurusan, itu proposal harus di simpan dulu. Ya Ampun.

Hal ini terus berlanjut sampai pada saya memasuki tahap kedua yaitu hasil penelitian, nah di tahap kedua ini tetap saja beliau tidak berubah sampai akhirnya beliau di panggil menghadap-Nya. Akhirnya beliau yang meninggalkan saya. Rencana Allah tidak ada yang tahu.

Kembali ke masalah keluarga, setelah menggenggam kata “Sarjana” saya tidak langsung bekerja selama beberapa bulan dan ini adalah ujian berat banget hihi. Sebenarnya ada beberapa penawaran cuma keluarga tidak setuju.

Dan titik puncaknya adalah salah seorang kakak saya punya link di salah satu kantor jurnalistik, saya di tawari di sana karena sesuai dengan jurusan saya. Tapi saya menolak sebab kata kakak saya jilbab yang saya pakai harus di ganti sama yang lebih pendek saja atau yang lebih modis. Saya tidak menerima dan kembali menerima cercaan, dan hinaan dari keluarga terutama Ayah dan Mamak.

Dan solusinya adalah kembali kepada Allah, Allah yang membolak-balikkan hati hamba-Nya. Saya terus berdo’a agar di berikan pekerjaan yang sesuai dan Alhamdulillah sampai saat ini saya sudah bekerja.

Kembali .. Allah menguji hamba-Nya pada titik terlemahnya, dan ujian saya selanjutnya adalah … 
Ada dehhh hehehe …


Do’ain semoga saya bisa menghadapinya. Aamiin Allahumma Aamiin ..

Selasa, 07 Maret 2017

"Edisi Curhat ceritanya ..."

Hai-hai warga masyarakat sebangsa dan setanah air One Day One Post, akhir-akhir ini mungkin saya akan jarang nulis dulu di sebabkan oleh kondisi tubuh dan otak yang tak memungkinkan. Di tambah kondisi makassar yang akhir-akhir ini di guyur hujan.

Hmm… sebenarnya ini tidak harus menjadi alasan sih, cuman yah kondisi saya drop  banget kalau udah sampai di rumah.

Dan untuk menjadi warga yang baik dan taat aturan saya mungkin akan menaati aturan di One Day One Post, yang tak sampai 10 postingan akan left dari group. Hiks …

Huwaaa … nulis ini saja saya mesti bangun dari pembaringan dengan beberapa kali ngelap “air hidung”

#ups… hehe mAAP …

Okehhh

Sekian..


Wassalam …