Kamis, 01 Desember 2016

"Sangkarku Sayang"



Aku memandang dari balik sangkar koloni sebuah tempat dimana aku hanya bisa memandang dunia luar hanya di balik tempat itu.

Katanya mereka sangat menyayangiku sehingga di tempatkan di ruangan itu.

Sebuah tempat yang telah menjadi kehidupan bagiku. Suami. Saudara. Dan beberapa anak telah lahir dari rahimku.

Ketika setiap hari sang fajar telah bangkit dari peraduannya aku seakan-akan mendengar lengkingan suara dari kawan-kawanku yang tengah berada di seluruh pelosok dunia.

Entah mereka sedang berada di sebuah sangkar koloni atau di sebuah sangkar jebakan.

Kami hanya makhluk Tuhan yang menginginkan kedamaian tanpa dijadikan tokoh utama sebuah pertarungan atau aduan dengan kawan sehabitat kami.


Tiba-tiba aku ingin menjadi seekor burung saja. melesat terbang melewati birunya langit. Dinginnya udara. Indahnya pelangi. Dan terbebas dari kata sangkar.

Tapi. Ah sudahlah...

2 komentar: