Sabtu, 18 Maret 2017

Titik Terlemah

Allah memberikan ujian di titik terlemah hamba-Nya,  dan titik terlemah saya pada saat itu adalah di berikan hidayah oleh Allah untuk memakai hijab syar’i di tengah keluarga yang  tidak bisa menerimanya.

By Google
Ada banyak opini dari keluarga mengenai mereka(baca: para akhwat), dari terlalu ekstrimlah, kuliah belum selesei langsung nikahlah, akan di jadikan istri teroris dan lain sebagainya.

Ada kenyamanan ketika saya menjalin ukhuwah dengan kakak-kakak yang berhijab syar’i. mereka lembut, santun , sholihah, dan tentunya humoris.

Tidak hanya di keluarga saya saja yang tidak mendukung bahkan hanya saya seorang diri di kelas di program studi sastra indonesia yang berjilbab syar’i, di jahili teman bahkan di jahili oleh dosen sendiri.

Nah, yang di jahili oleh dosen inilah salah satu ujian terberat bagi saya, bagaimana tidak pembimbing saya yang satu ini bisa di bilang tidak mau saya tinggalkan dari kampus hahaha. Awal di jahili sejak dia memberikan judul penelitian untuk di jadikan skripsi nantinya.

Dan sementara berjalanannya proses pembimbingan, saya kan biasanya nunggu pegawai jurusan di koridor jurusan untuk mengurus administrasi, dan ketika sementara menunggu itu si dosen bersangkutanpun datang dan nanya yang aneh-aneh sampai minta PIN.

Dan waktu itu dikepala saya adalah “kok bapak ini mau minta PIN ATM ya?” wkwkwk.. maklum … saat itu saya belum punya hape pinter.

Saya hanya terdiam ketika dimintaki PIN, dan semenjak saat itulah saya menjadi MahaSiksa, terlalu lama proses revisi sama beliau. Masa’ kalau dia sudah ada di jurusan, itu proposal harus di simpan dulu. Ya Ampun.

Hal ini terus berlanjut sampai pada saya memasuki tahap kedua yaitu hasil penelitian, nah di tahap kedua ini tetap saja beliau tidak berubah sampai akhirnya beliau di panggil menghadap-Nya. Akhirnya beliau yang meninggalkan saya. Rencana Allah tidak ada yang tahu.

Kembali ke masalah keluarga, setelah menggenggam kata “Sarjana” saya tidak langsung bekerja selama beberapa bulan dan ini adalah ujian berat banget hihi. Sebenarnya ada beberapa penawaran cuma keluarga tidak setuju.

Dan titik puncaknya adalah salah seorang kakak saya punya link di salah satu kantor jurnalistik, saya di tawari di sana karena sesuai dengan jurusan saya. Tapi saya menolak sebab kata kakak saya jilbab yang saya pakai harus di ganti sama yang lebih pendek saja atau yang lebih modis. Saya tidak menerima dan kembali menerima cercaan, dan hinaan dari keluarga terutama Ayah dan Mamak.

Dan solusinya adalah kembali kepada Allah, Allah yang membolak-balikkan hati hamba-Nya. Saya terus berdo’a agar di berikan pekerjaan yang sesuai dan Alhamdulillah sampai saat ini saya sudah bekerja.

Kembali .. Allah menguji hamba-Nya pada titik terlemahnya, dan ujian saya selanjutnya adalah … 
Ada dehhh hehehe …


Do’ain semoga saya bisa menghadapinya. Aamiin Allahumma Aamiin ..

2 komentar:

  1. Hiaaa ... Penasaran ama yang 'ada deh nya' hehehhe...

    Terimakasih sekali sudah bersedia berbagi kisah inspirasinya, mba.. salam hormat dan salam santun selalu :)

    BalasHapus