Allah
memberikan ujian di titik terlemah hamba-Nya,
dan titik terlemah saya pada saat itu adalah di berikan hidayah oleh
Allah untuk memakai hijab syar’i di tengah keluarga yang tidak bisa menerimanya.
By Google |
Ada
banyak opini dari keluarga mengenai mereka(baca: para akhwat), dari terlalu
ekstrimlah, kuliah belum selesei langsung nikahlah, akan di jadikan istri
teroris dan lain sebagainya.
Ada
kenyamanan ketika saya menjalin ukhuwah dengan kakak-kakak yang berhijab syar’i.
mereka lembut, santun , sholihah, dan tentunya humoris.
Tidak hanya di keluarga saya saja yang tidak mendukung bahkan hanya saya seorang diri di kelas di program studi sastra indonesia yang berjilbab syar’i, di jahili teman bahkan di jahili oleh dosen sendiri.
Nah,
yang di jahili oleh dosen inilah salah satu ujian terberat bagi saya, bagaimana
tidak pembimbing saya yang satu ini bisa di bilang tidak mau saya tinggalkan
dari kampus hahaha. Awal di jahili sejak dia memberikan judul penelitian untuk
di jadikan skripsi nantinya.
Dan
sementara berjalanannya proses pembimbingan, saya kan biasanya nunggu pegawai
jurusan di koridor jurusan untuk mengurus administrasi, dan ketika sementara
menunggu itu si dosen bersangkutanpun datang dan nanya yang aneh-aneh sampai
minta PIN.
Dan
waktu itu dikepala saya adalah “kok bapak ini mau minta PIN ATM ya?” wkwkwk..
maklum … saat itu saya belum punya hape pinter.
Saya
hanya terdiam ketika dimintaki PIN, dan semenjak saat itulah saya menjadi
MahaSiksa, terlalu lama proses revisi sama beliau. Masa’ kalau dia sudah ada di
jurusan, itu proposal harus di simpan dulu. Ya Ampun.
Hal
ini terus berlanjut sampai pada saya memasuki tahap kedua yaitu hasil
penelitian, nah di tahap kedua ini tetap saja beliau tidak berubah sampai
akhirnya beliau di panggil menghadap-Nya. Akhirnya beliau yang meninggalkan
saya. Rencana Allah tidak ada yang tahu.
Kembali
ke masalah keluarga, setelah menggenggam kata “Sarjana” saya tidak langsung
bekerja selama beberapa bulan dan ini adalah ujian berat banget hihi. Sebenarnya
ada beberapa penawaran cuma keluarga tidak setuju.
Dan titik puncaknya adalah salah seorang kakak saya punya link di salah satu kantor jurnalistik, saya di tawari di sana karena sesuai dengan jurusan saya. Tapi saya menolak sebab kata kakak saya jilbab yang saya pakai harus di ganti sama yang lebih pendek saja atau yang lebih modis. Saya tidak menerima dan kembali menerima cercaan, dan hinaan dari keluarga terutama Ayah dan Mamak.
Dan
solusinya adalah kembali kepada Allah, Allah yang membolak-balikkan hati
hamba-Nya. Saya terus berdo’a agar di berikan pekerjaan yang sesuai dan
Alhamdulillah sampai saat ini saya sudah bekerja.
Kembali
.. Allah menguji hamba-Nya pada titik terlemahnya, dan ujian saya selanjutnya
adalah …
Ada
dehhh hehehe …
Do’ain semoga saya bisa menghadapinya. Aamiin Allahumma Aamiin ..
Hiaaa ... Penasaran ama yang 'ada deh nya' hehehhe...
BalasHapusTerimakasih sekali sudah bersedia berbagi kisah inspirasinya, mba.. salam hormat dan salam santun selalu :)
Amiin..
BalasHapus