By : Google |
Kini aku datang dengan selaksa asa
Menemuimu tidak hanya dengan
sejumput angan
Sebab takdir yang membersamai kita
Tahukah kau tak akan ada pelangi
tanpa sebuah I?
Tak akan ada rindu tanpa sebuah R?
Tak akan ada Ramadhan tanpa orang
beriman?
Tentunya aku masih merangkak
menuju kata orang beriman
Bulan
seribu bulan sebentar lagi akan menyapa. Suasana hangat dan tentunya
menyenangkan di temani oleh riuhnya anak-anak bermain petasan adalah sambutan
teristimewa untuk menyambutnya.
“Alya
Insya Allah pukul 04.00 nanti kita sudah
bangun untuk menyambut waktu sahur dan esoknya Insya Allah kita sudah memulai
puasa dan hari ini Mama mau kamu harus belajar memasak yah minimlah memasak
masakan ringan- ringan dululah. Dan Mama
hanya manduin kamu”.
“oke.
Mama mau Alya masak apa?”
“kita
mulai dari pembuatan Pallu Butung. Ingat
ya bahan-bahannya itu adalah pisang. Gula pasir. Santan dan terigu. Ayo sana
ambil catatan kalau lupa bagaimana? Atau kalau Mama tidak ada bagaimana coba?
“oke
Mama cantik. Tunggu ya…”
Sesaat
kemudian.
“aku
dataaangg… .”
“cepetan buka bukunya..”
“oke
siaap”
“pertama-tama
pisangnya di kukus dulu. Lalu kalau
pisangnya sudah matang yang kedua adalah kita buat kuahnya. Kuahnya itu terbuat
dari campuran gula pasir. Santan dan terigu. Nah ambil sebuah mangkok dan
sendok lalu campurkan santan. Gula pasir lalu terigu secukupnya. Aduk sampai
mendidih. Setelah itu angkat pisang dari tempat kukusan. kulit pisangnya di
kupas di belah menjadi beberapa bagian lalu di taruh di piring. Setelah itu
ambil kuahnya lalu campur dengan pisang secukupnya…”
“oke..
Ma.. jadi..(sambil menunjukkan ke Mama)”
“Iya
bagus hasilnya dan pasti rasanya enak kan ada Mama manduin kamu..”
“ih..
Mama..”
“Jangan
ngambek nanti cantiknya hilang…”
Allahu
Akbar Allahu Akbar.. Allahu Akbar Allahu Akbar.
“Astaghfirullah…
Mama… Ya Allah.. Cuma mimpi”
“Aku
meraba kertasku yang tiba-tiba basah oleh air mata dan mencoba untuk
menghilangkan air mata itu dari kertas Alhamdulillah masih terbaca puisi yang aku tulis beberapa menit yang lalu.
Antara aku dan ibuku tidak ada yang luar
istimewa
Selain bahwa aku hanya bisa melihat
sahabatku bercengkrama dengan seseorang yang bernama ibu tapi bukan ibuku.
Antara aku dan ibu tidak ada yang
istimewa
Selain bahwa mulai Ramadhan ini aku
hanya bisa melihatnya pada sebuah album kenangan.
Kau tahu wahai Ramadhan?
Kini dirimu hadir tanpa sosok ibu
bersamaku lagi
Sosok yang mengajariku bagaimana
menyambutmu dengan hidangan pelepas dahaga.
Asaku
Aku tak ingin aku dan dirimu bagai ombak yang datang sebentar lalu pergi
Tapi ini hanya sekadar Asa
Hanya sekedar Asa
Seperti Asaku pada ibu
Note:
Pallu
Butung : Salah satu Nama Makanan di
Makassar
Keren...bagus mb
BalasHapusRingan.. dan sangat menyentuh
BalasHapusMakasih bunda bunda cantik
BalasHapus