Senin, 29 Februari 2016

"Asa Ayahku"


“ Yang penting mereka sehat-sehat saja disana….”

Aku mendengar kalimat ini dari mulut seorang ayah, ayah yang telah membesarkan kami anak-anaknya, aku terlahir sebagai anak terakhir dari enam bersaudara,  ketiga kakakku sudah lama berpisah dari kami, mereka telah memasuki kehidupan barunya.

Ayahku orangnya pendiam bahkan sangat pendiam, ia hanya sesekali berbicara itupun hanya persoalan yang penting-penting saja, ia bagaikan malaikat kedua setelah ibu, ia membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, apapun yang kami inginkan pasti dikabulkan olehnya tanpa ada keluhan sedikitpun, hingga pada akhirnya kakak-kakakku memasuki kehidupan barunya beliau masih sangat memerhatikan mereka.

Cita-cita beliau tidak muluk-muluk, beliau hanya menginginkan anak-anaknya menjadi sesosok anak yang cerdas dan harus bersekolah setinggi-tingginya.

“ Walaupun Ayah tidak lulus sekolah dasar, Ayah ingin kalian bisa sekolah setinggi-tingginya” ucapnya lirih.

Alhamdulillah kami semua bisa mendapatkan Ijazah karena Allah melalui tangan beliau.

“Ayah yang telah sukses menyekolahkan kami, Ayah kami belum bisa bahkan mungkin tidak bisa sampai kapanpun membalas jerih payahmu, terima kasih Ayah untuk segalanya…”

Hingga tiba-tiba saja diriku kaget ketika dari mulut Ayah berucap

“Mereka tidak pernah ke rumah lagi, menelpon pun tidak tapi Ayah berharap semoga mereka sehat-sehat saja disana” ucapnya lirih.

Seketika itu raut wajah Ayah berubah. rumah seakan berubah menjadi mendung. Kelabu.

Aku terdiam.

“Ayah terima kasih banyak atas kasih sayangmu” ucap bathinku.


Sumber Gambar : informid.com3

9 komentar:

  1. jleb banget bagi kita yang sedang asik dengan keluarga baru, tapi lupa memberi kabar pada Ayah jantung keluarga kita.

    BalasHapus
  2. Pesannya bagus, tp endingnya kok berasa spoderman, nggantung. Hehehe

    BalasHapus
  3. Pesannya bagus, tp endingnya kok berasa spoderman, nggantung. Hehehe

    BalasHapus